SOSIALISASI HIV AIDS PADA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS PULOMERAK



Dalam upaya Penanggulangan HIV AIDS di Kota Cilegon tidak hanya pada Komunitas yang beresiko tinggi saja yang diberikan sosialisasi Penanggulangan HIV AIDS, namun pada Tenaga Kesehatan-pun di jangkau oleh KPA Kota Cilegon, tentunya dengan adanya harapan - harapan yang positif, diantaranya tidak adanya diskriminasi terhadap Penderita HIV AIDS dari petugas kesehatan yang berobat ke Puskesmas Pulomerak atau yang berada di wilayah Kecamatan Pulomerak, selain itu diharapkan adanya Penanggulangan dan Pencegahan HIV AIDS yang lebih komplek sehingga penularan HIV AIDS dapat dicegah se-minimal mungkin


Dan pada pertemuan dengan Tenaga Kesehatan Puskesmas Pulomerak tersebut yang diadakan pada tgl 1 Nov 2010, ternyata mereka cukup antusias dalam Penanggulangan HIV AIDS di Kota Cilegon khususnya di wilayah kerja mereka yaitu Kecamatan Pulomerak. Untuk kasus HIV AIDS di Kecamatan Pulomerak sendiri per 15 Oktober 2010 telah mencapai 40 orang yang sudah positif AIDS. 




Hal ini tentu makin membuka mata dan hati para Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pulomerak untuk lebih aktif dalam sosialisasi pencegahan HIV AIDS, bukan sekedar aktif dalam sosialisasi namun diharapkan mereka juga tidak men-diskriminasi-kan para ODHA
Kecamatan Pulomerak perlu mendapatkan perhatian khusus dalam Penanggulangan HIV AIDS karena kecamatan ini dulunya terdapat lokalisasi pekerja sex yang mana hingga saat ini masih banyak pekerja sex yang berada di wilayah ini meskipun lokalisasi telah di tutup, bukan hanya itu.... Pulomerak juga merupakan transit antara dua pulau sehingga hal inilah yang membuat kita harus bekerja lebih extra lagi.

Baca Selengkapnya......

PERTEMUAN PENASUN KOTA CILEGON (Session 1), 22 Sept 2010


Program Akselerasi bantuan dana dari GF untuk KPA Kota Cilegon, ada point atau bagian dimana Program Harm Reduction (Pengurangan Dampak Buruk bagi NAPZA Pemakai Jarum Suntik) Penasun harus dijalankan di Kota Cilegon, Adapun untuk Agenda Pertemuan dengan Penasun (Pemakai Jarum Suntik) sebanyak 3 kali dalam 1 Quarter, Hal ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya karena angka kesakitan HIV dan AIDS di Indonesia saat ini sudah mencapai tingkat epidemi yang lebih berat dan cenderung meningkat cepat, dipicu oleh peningkatan penularan HIV dan AIDS pada kelompok penguna napza suntik (penasun). Penyebaran HIV dan AIDS melalui pertukaran alat suntik yang tidak steril pada penasun memerlukan upaya dan kegiatan penanggulangan yang lebih intensif, komprehensif, terpadu, terintegrasi ke dalam layanan sistem kesehatan masyarakat dan dilaksanakan secara terkoordinasi.



Oleh karena itu diperlukan pendekatan kepada Populasi Kunci pemakai Jarum Suntik agar program Penanggulangan HIV AIDS di Kota Cilegon dapat berjalan dengan efektif yang mana dapat memutuskan mata rantai Penyebaran Virus HIV AIDS melalui pemakaian Jarum Suntik Bersama.

Pada kesempatan kali ini KPA Kota Cilegon melakukan Sosialisasi dan Open Talk dengan Komunitas Penasun yang berada di Kota Cilegon, Diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini akan menambah informasi bagi Penasun itu sendiri akan bahaya pemakaian Jarum Suntik secara bersamaan dan Pengetahuan tentang HIV AIDS serta Pengenalan Program Layanan Jarum Suntik Steril yang akan di laksanakan di Kota Cilegon secepatnya

Baca Selengkapnya......

RAPAT KOORDINASI BERSAMA STAKEHOLDER PENANGGULANGAN HIV AIDS KOTA CILEGON, 23 Sept 2010


Cilegon merupakan kota yang terletak di lintas jawa dan sumatra sehingga Kota Cilegon sangat beresiko tinggi terhadap penyebaran virus HIV dan AIDS. KPA Kota Cilegon telah berupaya dalam penanggulangan HIV dan AIDS diantaranya penjangkauan terhadap kelompok-kelompok yang berperilaku resiko tinggi baik dari pekerja seks komersil (PSK), Waria, LSL dan Penasun. Kasus HIV dan AIDS di Kota Cilegon di tahun 2009 ada 48 kasus baru, dan untuk kasus tahun 2010 hingga bulan Juli 2010 sebanyak 20 kasus baru ditemukan sehingga total kasus sejak 2005 samapi dengan bulan Maret 2010 sebanyak 161 kasus dan 34 orang telah meninggal dunia.

Berkaitan dengan tingginya prevalensi HIV dan AIDS di Kota Cilegon sehingga dibutuhkan upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Cilegon lebih maksimal lagi untuk menekan epidemi HIV dan AIDS di Kota Cilegon. Untuk mencapai upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Cilegon yang maksimal dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak seperti Pemerintah, Instansi terkait, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, LSM dan Stakeholder di Kota Cilegon




Dalam rangka upaya Penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Cilegon, KPA Kota Cilegon akan melaksanakan Program Layanan Jarum Alat Suntik Steril (LJASS) dan Outlet Kondom di Kota Cilegon  bekerjasama dengan KPA Nasional. Sebagai langkah awal dalam melaksanakan program tersebut KPA Kota Cilegon akan menyelenggarakan rapat dengan stakeholder di Kota Cilegon.

Tujuan Kegiatan
Meningkatkan pemahaman dan pengertian terhadap permasalahan HIV dan AIDS di Kota Cilegon, sehingga dapat terealisasinya Program LJASS dan Outlet Kondom di Kota Cilegon

Baca Selengkapnya......

BANTEN RAYA POST, 22 JULI 2010

Robiatul Adawiyah
DAMPINGI PENDERITA HIV/AIDS


Salah satu faktor yang mendorong seorang yang bernama Robiatul Adawiyah untuk aktif di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) adalah karena rasa kepeduliannnya terhadap penderita HIV/AIDS yang semakin hari semakin bertambah. Aktifitasnya di KPA telah ditekuninya sejak awal berdirinya KPA di Banten, bahkan sebelum bertugas di KPA Kota Cilegon Adawiyah pernah bertugas di KPA Provinsi Banten.
Menurut Adawiyah, kondisi perkembangan Penyakit HIV/AIDS saat ini sudah sangat memprihatinkan. Tercatat sejak tahun 2005 sampai dengan bulan Juli 2010 ada 160 orang yang terjangkit HIV/AIDS di Kota Cilegon

"Penyebaran virus ini sudah sangat mengkhawatirkan, oleh karenanya kita harus mengoptimalkan sosialisasi pencegahan agar Penyakit AIDS dapat diredam" ujar Adawiyah.
Selama aktif di KPA, Dirinya selalu meleburkan diri dengan para penderita HIV/AIDS. Bahkan salah satu tugas pokok dan fungsi adanya KPA adalah untuk melakukan pendampingan dan penyuluhan terhadap para penderita HIV/AIDS.

"Kami rutin melakukan penyuluhan kepada penderita HIV/AIDS, ada dari kalangan waria, pekerja seks komersil, pengguna narkoba jarum suntik dan juga yang lainnya" ujarnya.
Adawiyah menambahkan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) jangan sampai dijauhi apalagi di kucilkan, karena hal tersebut menyangkut dampak dari penyebaran virus yang berada dalam tubuh mereka. (mg-ichan)

Baca Selengkapnya......

PELATIHAN PEMETAAN POPULASI KUNCI (WPS, LSL, WARIA & PENASUN)

Sebagai salah satu alat untuk mengidentifikasi besaran masalah HIV yang ada dan sebaran populasi kunci hingga ke tingkat Kabupaten/Kota, Kementerian Kesehatan RI bersama dengan KPA Nasional telah melakukan estimasi jumlah populasi kunci pada tahun 2006 yang kemudian diperbaharui tahun 2009. Data estimasi ini banyak digunakan sebagai acuan didalam menyusun rencana program respon HIV. Menyadari bahwa besaran masalah dan sebaran populasi tersebut terus berubah seiring dengan perkembangan waktu, maka perlu dilakukan pemetaan. Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui baik jumlah maupun lokasi populasi kunci yang akan menjadi sasaran program, ketersediaan layanan dan organisasi/lembaga/instansi yang bergerak dalam program respon HIV dan AIDS. Hasil dari pemetaan ini tentu sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan implementasi GF ATM R9 di 33 Kab/Kota yang berada di 11 provinsi yang akan mendapat dukungan GF ATM R9 pada tahun pertama maupun untuk implementasi program dukungan GF ATM R9 pada tahun kedua di 32 Kab/Kota di 10 provinsi.
Selain mengembangkan tools (alat) yang digunakan dalam pemetaan dan membuat pedoman pelaksanaan pemetaan, dirasa perlu untuk melatih pelaksana pemetaan tingkat kabupaten/ kota. Pelatihan akan lebih banyak bersifat teknis, setiap peserta akan langsung praktek lapangan untuk melakukan pemetaan ke lokasi.

Tujuan
  1. Meningkatkan kapasitas pelaksana program dalam melakukan pemetaan
  2. Meningkatkan kapasitas pelaksana program dalam memanfaatkan hasil pemetaan untuk perencanaan dan implementasi program
  3. Memfinalisasi draft pedoman pemetaan populasi kunci yang selanjutnya akan dijadikan pedoman nasional pemetaan.
Pelatihan ini dilaksanakan pada 6 – 9 Juli 2010 di Bandung



Baca Selengkapnya......

Penanggulangan HIV dan AIDS di Perusahaan

Kota Cilegon merupakan kota industri dengan letak geografis yang berbatasan dengan Sumatera adalah salah satu penyebab tingginya epidemic HIV dan AIDS di kota Cilegon. Peningkatan kasus HIV dan AIDS di kota Cilegon membutuhkan penanganan yang serius. Penanggulangan HIV dan AIDS merupakan tanggung jawab bersama baik pemerintah, swasta, maupun stakeholder.

Kasus HIV di Kota Cilegon, pertama kali di temukan pada tahun 2005. Sampai saat ini menurut data terakhir KPA Kota Cilegon Bulan Desember 2009 sudah ada 140 kasus HIV dan AIDS, dan sudah 24 Orang meninggal dunia karena AIDS. Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA) terdiri dari orang dewasa, remaja dan anak-anak. Kasus HIV dan AIDS di kota cilegon di dominasi oleh para Pecandu Narkoba (Penasun), Wanita Pekerja seks (WPS), Pelanggan Seks, Ibu Rumah Tangga (IRT) dan anak-anak atau bayi. HIV dan AIDS tidak bisa di obati karena sampai saat ini belum ditemukan obatnya, tetapi HIV dan AIDS dapat di cegah. Jika tidak ada upaya pencegahan maka sudah dapat dipastikan akan terus bertambah setiap harinya penderita HIV dan AIDS di Kota Cilegon tercinta Ini, Untuk itu di butuhkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya pencegahannya dan melaksanakan program penanggulangan HIV dan AIDS di kota Cilegon.

Masih ditemukannya diskriminasi dan stigmatisasi dikalangan pengusaha dan karyawan bagi penderita HIV dan AIDS juga menjadi suatu pertimbangan dalam kegiatan ini. 

Sosialisasi ini mengambil tema "PEDULI HIV AIDS DI TEMPAT KERJA" dan berlangsung Hari Kamis Tgl 8 April 2010 di RS Krakatau Medika dengan peserta dokter perusahaan dan HRD perusahaan yang ada di Kota Cilegon dan Serang.  


  
Diharapkan dari kegiatan ini tidak ada lagi diskriminasi di perusahaan bagi penderita HIV AIDS.


Baca Selengkapnya......
 
 
 
 
Copyright © KPA Kota Cilegon | Powered by Hengki Siswo Utomo