Tusuk Gigi, Bisakah Tularkan HIV ?

BARU-BARU ini ada short message service (SMS) menyebar ke masyarakat. Isi dari SMS tersebut memaparkan bahwa ada penderita HIV yang menyebarkan virus lewat tusuk gigi yang tersedia di restoran. Caranya, tusuk gigi itu dipakai hingga terkena darah lalu diusap hingga orang tidak curiga tusuk gigi tersebut pernah dipakai. Kemudian tusuk gigi diletakkan kembali ke tempatnya. Yang menjadi pertanyaan, bisakah virus HIV menular lewat cara tersebut? Untuk itu, Bali Post menanyakan pendapat Ketua VCT RS Sanglah, Prof. Dr. dr. K. Tuti Parwati Merati, Sp.PD. yang sudah lama berkecimpung menangani dan mengenal virus berbahaya ini. Menurutnya, virus HIV menginfeksi lewat penularan langsung atau direct infection. Ada dua penularan utama yaitu lewat darah dan cairan kelamin. Oleh karena itu, pemakaian jarum suntik dalam hal ini pengguna narkoba suntik yang bergantian berpotensi besar menularkan HIV karena langsung lewat pembuluh darah. Sementara untuk hubungan seksual, penularan virus melalui mikrolesi atau luka yang terjadi akibat hubungan seksual. ''Secara umum mikrolesi selalu terjadi saat hubungan seksual. Luka ini memang tidak terasa sakit karena ukurannya sangat kecil, namun cukup besar untuk virus masuk,'' jelas Tuty. Lebih lanjut mengenai tusuk gigi yang terkena darah penderita HIV, menurut Tuty, masyarakat tidak perlu panik. Virus HIV biasanya langsung mati jika berada di luar tubuh inangnya. Waktu kematiannya tergantung dari cepat atau lambat keringnya media pengantar virus tersebut dalam hal ini darah atau cairan sperma. Sebagai contoh, jika ada setetes darah penderita HIV jatuh ke lantai dan langsung kering, seiring dengan keringnya darah, virus HIV juga ikut mati. Hal yang sama juga berlaku untuk tusuk gigi. Apalagi jika darah yang menempel sudah diusap oleh pelaku sehingga darah sudah kering dan virus otomatis mati. ''Lain jika darahnya menggenang, kemungkinan virus untuk hidup menjadi lebih lama karena butuh waktu untuk kering,'' papar Tuty. Namun, Tuty berharap agar masyarakat lebih waspada dengan hal kecil terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Meski tusuk gigi yang habis pakai tidak menularkan HIV, tetapi bisa menyebabkan penyakit lain. ''Saran saya, kalau mau pakai tusuk gigi, lebih diperhatikan apakah sudah pernah dipakai atau tidak. Karena tusuk gigi habis pakai bisa saja menularkan penyakit lain,'' papar Tuty. (san)

Sumber : Bali POST (19 Juli 2011)

Baca Selengkapnya......

Mengapa WARIA Ogah Pakai Kondom ?

Kediri – Puluhan waria di Kediri mendapat pelatihan penggunaan kondom yang benar. Mereka dituding menjadi penyebar penyakit AIDS akibat perilaku seks yang menyimpang. Pelatihan penggunaan kondom di Hotel Lotus, Kediri, ini diikuti sekitar 25 waria yang tergabung dalam Persatuan Waria Kediri (Perwaka). Mereka dikenalkan alat kontrasepsi yang paling aman dan sederhana dalam berhubungan seks, yaitu kondom. “Meski sudah banyak yang tahu, tapi ada juga yang tak paham menggunakannya,” kata Ikke Pradasari, Ketua Perwaka yang juga pengurus Komisi Penanggulangan AIDS Kediri, Rabu 19 Oktober 2011. Menurut Ikke, ada banyak kendala terkait rendahnya penggunaan kondom di kalangan waria. Faktor terbesar adalah keengganan klien atau pria hidung belang penikmat waria menggunakannya. Sebagian besar klien merasa tidak nyaman karena mengurangi kenikmatan berhubungan dan memicu rasa sakit. “Itu hanya mitos,” kata Ikke. Seorang waria harus bisa menjelaskan dengan baik alasan menggunakan kondom kepada kliennya. Meski hubungan mereka tidak seperti lazimnya pasangan lain jenis, yakni melalui dubur (anal) dan mulut (oral), penggunaan kondom bisa mencegah penularan penyakit. Apalagi kelompok ini juga kerap dituding sebagai biang penyebar penyakit AIDS. Ikke mengakui jika beberapa anggotanya memang mengidap AIDS. Namun setelah tahun 2008 tak ada satu pun anggota Perwaka yang menyandang penyakit itu. “Waria Kediri bebas AIDS,” katanya. Menariknya, selain pelatihan menggunakan kondom, peserta diklat juga diminta memberikan testimoni tentang hubungan seksual mereka mulai dari yang paling nikmat hingga menyakitkan. Sebab tak jarang dari mereka mendapatkan kekerasan seksual dari klien. Bunga, salah seorang waria, mengaku kerap dipaksa melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Meski menyadari risiko yang diterima, dia kerap pasrah saat dipaksa membuang kondom yang dibawa. “Daripada ditinggal klien,” katanya. 

Sumber : TEMPO Interaktif Rabu, 19 Oktober 2011

Baca Selengkapnya......

Petikan Sambutan MenKoKesra RI Dalam Peringatan HAS 2011

SAMBUTAN MENKOKESRA RI :
“Mari kita tingkatkan program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja untuk mendukung pencapaian Target ke-6 MDGs Tahun 2015”
(Agung Laksono - Menteri Kooordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI/Ketua KPAN)




Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira tema peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) Tahun 2011 : “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS” yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional HAS Tahun 2011 yang diketuai oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi republik Indonesia, dengan Sub-Tema: “Penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja sebagai bagian dari peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja”, yang membawa pesan slogan kampanye: ”STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja” Di Indonesia, Peringatan HAS 2011 dilakukan mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional secara berangkai sejak bulan Agustus hingga Desember. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia yang ada di Luar Negeri, dapat berpartisipasi dalam peringatan ini melalui berbagai kegiatan sebagaimana yang dilakukan di dalam negeri dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi negara setempat. Sedangkan acara puncak akan dilakukan di Jakarta bersama Presiden RI pada tanggal 1 Desember 2011. Peringatan Hari AIDS Sedunia saya harap dapat diperingati oleh bangsa Indonesia setiap tahun. Dengan demikian kita selalu diingatkan agar mampu berbuat sesuatu dalam menyelamatkan generasi bangsa dari HIV dan AIDS. Jumlah kasus baru AIDS pada Triwulan II 2011 mencapai 6.087 orang sehingga secara kumulatif sampai dengan bulan Juni 2011 tercatat jumlah kasus AIDS sebanyak 26.483 orang. Estimasi akhir tahun 2009 memperkirakan 188.000 orang terinfeksi HIV, bahkan sebagian telah menunjukkan gejala-gejala AIDS, sungguh kondisi yang, memprihatinkan bagi bangsa kita. Kita sadari bersama bahwa upaya mengatasi epidemi HIV dan AIDS di negeri ini hanya akan berhasil bila semua komponen masyarakat bersatu dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan didukung oleh komitmen yang tinggi dan kepemimpinan yang baik dari pemerintah. Oleh karena itu, saya menyambut baik tema peringatan HAS Tahun 2011 yang difokuskan pada pekerja dan dunia usaha, mengingat sebagian besar pengidap HIV dan AIDS ada pada usia produktif.  Dukungan dunia usaha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara keseluruhan sangatlah penting. Melalui upaya-upaya pencegahan HIV dan AIDS di tempat kerja diharapkan dapat mencegah kerugian akibat dampak HIV dan AIDS pada dunia usaha itu sendiri sekaligus memutus salah satu mata rantai penularan HIV pada kalangan pekerja yang merupakan bagian dari mata rantai penularan di masyarakat luas. Konstribusi penting yang dapat dilakukan oleh dunia usaha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS antara lain adalah melalui kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja. Kebijakan tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan perlindungan pekerja dari HIV dan AIDS sekaligus untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta memelihara produktivitasnya. Dunia usaha beserta masyarakat pekerjanya juga dapat berperan mendorong menciptakan masyarakat yang mendukung upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan membantu mempromosikan nilai-nilai anti stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS, mengingat sebagian pekerja di suatu tempat kerja termasuk kelompok populasi yang rentan terinfeksi HIV. Dengan terbitnya Pedoman Pelaksanaan Peringatan HAS Tahun 2011, saya berharap seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat dan dunia usaha, para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat serta masyarakat Indonesia yang berada di Luar Negeri dapat terkoordinasi dengan baik, mempunyai gaung yang luas dan daya ungkit yang tinggi dalam rangka penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS di Indonesia serta mendukung tercapainya target MDGs ke-6 yaitu Perang Terhadap HIV dan AIDS. Semoga melalui Peringatan HAS Tahun 2011 kita dapat menggapai harapan-harapan yang baik pada masa mendatang, baik untuk masyarakat pekerja dan dunia usaha maupun bagi masyarakat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Kepada para Gubernur, Bupati/Wali Kota, Camat, Lurah/Kepala Desa dan masyarakat, serta berbagai pihak, baik unsur Pemerintah, Donor Agencies, Swasta, dunia usaha, dan LSM, yang berperan aktif dalam penyelenggaraan HAS Tahun 2011 saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Akhirnya, saya ucapkan terimakasih kepada semua sektor dan pihak terkait yang telah menuangkan ide dan kreatifitasnya dalam menyusun Pedoman peringatan HAS Tahun 2011 ini. Semoga melalui Peringatan HAS Tahun 2011 kita dapat menghasilkan harapan-harapan yang baik pada masa mendatang, khususnya bagi bangsa dan negara Indonesia.


Baca Selengkapnya......
 
 
 
 
Copyright © KPA Kota Cilegon | Powered by Hengki Siswo Utomo