Terapi Anti Retroviral

ART adalah sarana yang paling kuat untuk program menjaga mata pencaharian bagi keluarga yang terimbas AIDS. Terapi ini menjaga kesehatan orang yang hidup dengan HIV (ODHA), yang memungkinkan mereka, khususnya mereka yang miskin untuk terus bekerja dan mendukung diri mereka sendiri dan keluarganya. Lepas dari besarnya upaya yang dilakukan, hanya satu diantara empat orang yang memerlukan terapi anti retroviral (ART) di asia yang menerimanya.
Negara-negara di Asia memiliki sumber daya dan kemampuan untuk memberikan cakupan 80% ART bagi penduduk yang memerlukannya. Sebagian besar pemerintah di negara Asia memiliki kapasitas untuk menyediakan pengobatan antiretroviral lini pertama. Biaya untuk ini sekitar $450 per orang per tahun, tanpa memperhitungkan biaya profesional dan infrastruktur kesehatan. Program – program pengobatan hendaknya tidak mencakup biaya obat – obatan, namun juga terkait dengan tes laboratorium dan biaya insidental.
Untuk mendapatkan akses yang lebih baik bagi kaum miskin, perempuan dan anak – anak, biaya transportasi untuk mendatangi pusat – pusat ART hendaknya di subsidi oleh program AIDS. Pemerintah di negara – negara Asia hendaknya membuat rencana jangka panjang untuk menjamin obat lini kedua dalam program nasional mereka yang biaya tahunannya saat ini sekitar $5000 per pasien per tahun. Strategi untuk menurunkan harga obat – obatan hendaknya juga dijajaki. Strategi ini mencakup pengadaan dibawah satu atap, negosiasi bersama, pengimporan pararel dan bila diperlukan dengan mengajukan wajib izin. 
Pemerintah hendaknya mencabut dan mengamandemen undang – undang atau peraturan – peraturan yang mengandung diskriminasi terkait HIV, Khususnya yang membatasi akses perawatan kesehatan, perawatan medis dan bentuk – bentuk asuransi laninnya. Stigma terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat dikurangi. Ini dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan dan dukungan atas upaya – upaya yang dilakukan oleh ODHA untuk mengorganisasikan diri sebagai advokat, pendidik dan aktivis dan dengan memperkuat kemitraan dengan media, penyedia layanan kesehatan, organisasi pemerintah dan organisasi masyarakat sipil. 
Organisasi komunitas termasuk yang mewakili kelompok yang paling berisiko dan ODHA, hendaknya dilibatkan dalam merancang, melaksanakan dan memantau progra perawatan dan pengobatan. Sekitar $0.8 milliar diperlukan untuk merawat 80% dari orang dewasa dan anak – anak yang memenuhi syarat pada tahun 2007. Jumlah ini terjangkau sebagian besar negara, yang masih memiliki prevalensi yang masih rendah. 


Sumber : UNAIDS Regional Support Team for Asia and the Pacific “Mendefinisikan kembali AIDS di Asia, Sub. Tentang Perawatan”

Baca Selengkapnya......

Penularan HIV dapat dihentikan TOTAL

Ada sebuah hasil penelitian yang banyak menjadi rujukan di Konferensi AIDS Wina tahun lalu yaitu hasil penelitian Deborah Donell dkk yang di publikasikan di Lancet pada 12 Juni 2010 yang berjudul “Heterosexual HIB-1 transmission after initiation of ART : a prospective cohort analysis”. ODHA yang minum ARV akan mengurangi penularan ke pasangan heterosexualnya sebanyak 92%.
Penelitian ini menyimpulkan pentingnya memperluas dan meningkatkan jumlah tes HIV untuk selanjutnya diteruskan dengan pengobatan. Penelitian lain, sebuah penelitian internasional besar (HPTN 052) oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi Amerika yang dimulai sejak April 2005.
Penelitian itu mengikutsertakan 1.763 pasangan (97% pasangan heterosexual) dari sembilan negara. Pengobatan ARV segera setelah setelah di diagnosis ternyata mengurangi angka penularan 96%. Perbedaan tersebut amat signifikan sehingga penelitian yang dijadwalkan selesai pada 2015 terpaksa dihentikan. Agar adil semua ODHA yang diteliti segera mendapatkan pengobatan ARV. 
Jadi kita optimis bila pengobatan ARV yang dapat mencegah penularan HIV sebesar 96%, bila dikombinasikan dengan upaya pencegahan penularan ibu HIV ke bayinya, dikombinasikan dengan sirkumsisi/sunat, digabung dengan upaya pengobatan penyakit menular seksual, upaya pemakaian gel tenofovir per vaginal, serta upaya struktural untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatan pendidikan masyarakat, memperjuangkan kesetaraan gender, dan upaya perubahan prilaku (ABCD : Abstinence, Be faithful, Condom, no Drugs) niscaya kita bisa mencegah penularan HIV secara total.

Sumber : Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM

Baca Selengkapnya......
 
 
 
 
Copyright © KPA Kota Cilegon | Powered by Hengki Siswo Utomo