Tusuk Gigi, Bisakah Tularkan HIV ?

BARU-BARU ini ada short message service (SMS) menyebar ke masyarakat. Isi dari SMS tersebut memaparkan bahwa ada penderita HIV yang menyebarkan virus lewat tusuk gigi yang tersedia di restoran. Caranya, tusuk gigi itu dipakai hingga terkena darah lalu diusap hingga orang tidak curiga tusuk gigi tersebut pernah dipakai. Kemudian tusuk gigi diletakkan kembali ke tempatnya. Yang menjadi pertanyaan, bisakah virus HIV menular lewat cara tersebut? Untuk itu, Bali Post menanyakan pendapat Ketua VCT RS Sanglah, Prof. Dr. dr. K. Tuti Parwati Merati, Sp.PD. yang sudah lama berkecimpung menangani dan mengenal virus berbahaya ini. Menurutnya, virus HIV menginfeksi lewat penularan langsung atau direct infection. Ada dua penularan utama yaitu lewat darah dan cairan kelamin. Oleh karena itu, pemakaian jarum suntik dalam hal ini pengguna narkoba suntik yang bergantian berpotensi besar menularkan HIV karena langsung lewat pembuluh darah. Sementara untuk hubungan seksual, penularan virus melalui mikrolesi atau luka yang terjadi akibat hubungan seksual. ''Secara umum mikrolesi selalu terjadi saat hubungan seksual. Luka ini memang tidak terasa sakit karena ukurannya sangat kecil, namun cukup besar untuk virus masuk,'' jelas Tuty. Lebih lanjut mengenai tusuk gigi yang terkena darah penderita HIV, menurut Tuty, masyarakat tidak perlu panik. Virus HIV biasanya langsung mati jika berada di luar tubuh inangnya. Waktu kematiannya tergantung dari cepat atau lambat keringnya media pengantar virus tersebut dalam hal ini darah atau cairan sperma. Sebagai contoh, jika ada setetes darah penderita HIV jatuh ke lantai dan langsung kering, seiring dengan keringnya darah, virus HIV juga ikut mati. Hal yang sama juga berlaku untuk tusuk gigi. Apalagi jika darah yang menempel sudah diusap oleh pelaku sehingga darah sudah kering dan virus otomatis mati. ''Lain jika darahnya menggenang, kemungkinan virus untuk hidup menjadi lebih lama karena butuh waktu untuk kering,'' papar Tuty. Namun, Tuty berharap agar masyarakat lebih waspada dengan hal kecil terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Meski tusuk gigi yang habis pakai tidak menularkan HIV, tetapi bisa menyebabkan penyakit lain. ''Saran saya, kalau mau pakai tusuk gigi, lebih diperhatikan apakah sudah pernah dipakai atau tidak. Karena tusuk gigi habis pakai bisa saja menularkan penyakit lain,'' papar Tuty. (san)

Sumber : Bali POST (19 Juli 2011)

Baca Selengkapnya......

Mengapa WARIA Ogah Pakai Kondom ?

Kediri – Puluhan waria di Kediri mendapat pelatihan penggunaan kondom yang benar. Mereka dituding menjadi penyebar penyakit AIDS akibat perilaku seks yang menyimpang. Pelatihan penggunaan kondom di Hotel Lotus, Kediri, ini diikuti sekitar 25 waria yang tergabung dalam Persatuan Waria Kediri (Perwaka). Mereka dikenalkan alat kontrasepsi yang paling aman dan sederhana dalam berhubungan seks, yaitu kondom. “Meski sudah banyak yang tahu, tapi ada juga yang tak paham menggunakannya,” kata Ikke Pradasari, Ketua Perwaka yang juga pengurus Komisi Penanggulangan AIDS Kediri, Rabu 19 Oktober 2011. Menurut Ikke, ada banyak kendala terkait rendahnya penggunaan kondom di kalangan waria. Faktor terbesar adalah keengganan klien atau pria hidung belang penikmat waria menggunakannya. Sebagian besar klien merasa tidak nyaman karena mengurangi kenikmatan berhubungan dan memicu rasa sakit. “Itu hanya mitos,” kata Ikke. Seorang waria harus bisa menjelaskan dengan baik alasan menggunakan kondom kepada kliennya. Meski hubungan mereka tidak seperti lazimnya pasangan lain jenis, yakni melalui dubur (anal) dan mulut (oral), penggunaan kondom bisa mencegah penularan penyakit. Apalagi kelompok ini juga kerap dituding sebagai biang penyebar penyakit AIDS. Ikke mengakui jika beberapa anggotanya memang mengidap AIDS. Namun setelah tahun 2008 tak ada satu pun anggota Perwaka yang menyandang penyakit itu. “Waria Kediri bebas AIDS,” katanya. Menariknya, selain pelatihan menggunakan kondom, peserta diklat juga diminta memberikan testimoni tentang hubungan seksual mereka mulai dari yang paling nikmat hingga menyakitkan. Sebab tak jarang dari mereka mendapatkan kekerasan seksual dari klien. Bunga, salah seorang waria, mengaku kerap dipaksa melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Meski menyadari risiko yang diterima, dia kerap pasrah saat dipaksa membuang kondom yang dibawa. “Daripada ditinggal klien,” katanya. 

Sumber : TEMPO Interaktif Rabu, 19 Oktober 2011

Baca Selengkapnya......

Petikan Sambutan MenKoKesra RI Dalam Peringatan HAS 2011

SAMBUTAN MENKOKESRA RI :
“Mari kita tingkatkan program pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja untuk mendukung pencapaian Target ke-6 MDGs Tahun 2015”
(Agung Laksono - Menteri Kooordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI/Ketua KPAN)




Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira tema peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) Tahun 2011 : “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha Dari HIV dan AIDS” yang telah ditetapkan oleh Panitia Nasional HAS Tahun 2011 yang diketuai oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi republik Indonesia, dengan Sub-Tema: “Penanggulangan HIV dan AIDS di tempat kerja sebagai bagian dari peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja”, yang membawa pesan slogan kampanye: ”STOP HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja” Di Indonesia, Peringatan HAS 2011 dilakukan mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional secara berangkai sejak bulan Agustus hingga Desember. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia yang ada di Luar Negeri, dapat berpartisipasi dalam peringatan ini melalui berbagai kegiatan sebagaimana yang dilakukan di dalam negeri dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi negara setempat. Sedangkan acara puncak akan dilakukan di Jakarta bersama Presiden RI pada tanggal 1 Desember 2011. Peringatan Hari AIDS Sedunia saya harap dapat diperingati oleh bangsa Indonesia setiap tahun. Dengan demikian kita selalu diingatkan agar mampu berbuat sesuatu dalam menyelamatkan generasi bangsa dari HIV dan AIDS. Jumlah kasus baru AIDS pada Triwulan II 2011 mencapai 6.087 orang sehingga secara kumulatif sampai dengan bulan Juni 2011 tercatat jumlah kasus AIDS sebanyak 26.483 orang. Estimasi akhir tahun 2009 memperkirakan 188.000 orang terinfeksi HIV, bahkan sebagian telah menunjukkan gejala-gejala AIDS, sungguh kondisi yang, memprihatinkan bagi bangsa kita. Kita sadari bersama bahwa upaya mengatasi epidemi HIV dan AIDS di negeri ini hanya akan berhasil bila semua komponen masyarakat bersatu dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan didukung oleh komitmen yang tinggi dan kepemimpinan yang baik dari pemerintah. Oleh karena itu, saya menyambut baik tema peringatan HAS Tahun 2011 yang difokuskan pada pekerja dan dunia usaha, mengingat sebagian besar pengidap HIV dan AIDS ada pada usia produktif.  Dukungan dunia usaha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara keseluruhan sangatlah penting. Melalui upaya-upaya pencegahan HIV dan AIDS di tempat kerja diharapkan dapat mencegah kerugian akibat dampak HIV dan AIDS pada dunia usaha itu sendiri sekaligus memutus salah satu mata rantai penularan HIV pada kalangan pekerja yang merupakan bagian dari mata rantai penularan di masyarakat luas. Konstribusi penting yang dapat dilakukan oleh dunia usaha dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS antara lain adalah melalui kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja. Kebijakan tersebut dapat dikembangkan untuk meningkatkan perlindungan pekerja dari HIV dan AIDS sekaligus untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja serta memelihara produktivitasnya. Dunia usaha beserta masyarakat pekerjanya juga dapat berperan mendorong menciptakan masyarakat yang mendukung upaya penanggulangan HIV dan AIDS dengan membantu mempromosikan nilai-nilai anti stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS, mengingat sebagian pekerja di suatu tempat kerja termasuk kelompok populasi yang rentan terinfeksi HIV. Dengan terbitnya Pedoman Pelaksanaan Peringatan HAS Tahun 2011, saya berharap seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat dan dunia usaha, para pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat serta masyarakat Indonesia yang berada di Luar Negeri dapat terkoordinasi dengan baik, mempunyai gaung yang luas dan daya ungkit yang tinggi dalam rangka penanggulangan dan pencegahan HIV dan AIDS di Indonesia serta mendukung tercapainya target MDGs ke-6 yaitu Perang Terhadap HIV dan AIDS. Semoga melalui Peringatan HAS Tahun 2011 kita dapat menggapai harapan-harapan yang baik pada masa mendatang, baik untuk masyarakat pekerja dan dunia usaha maupun bagi masyarakat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Kepada para Gubernur, Bupati/Wali Kota, Camat, Lurah/Kepala Desa dan masyarakat, serta berbagai pihak, baik unsur Pemerintah, Donor Agencies, Swasta, dunia usaha, dan LSM, yang berperan aktif dalam penyelenggaraan HAS Tahun 2011 saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Akhirnya, saya ucapkan terimakasih kepada semua sektor dan pihak terkait yang telah menuangkan ide dan kreatifitasnya dalam menyusun Pedoman peringatan HAS Tahun 2011 ini. Semoga melalui Peringatan HAS Tahun 2011 kita dapat menghasilkan harapan-harapan yang baik pada masa mendatang, khususnya bagi bangsa dan negara Indonesia.


Baca Selengkapnya......

Terapi Anti Retroviral

ART adalah sarana yang paling kuat untuk program menjaga mata pencaharian bagi keluarga yang terimbas AIDS. Terapi ini menjaga kesehatan orang yang hidup dengan HIV (ODHA), yang memungkinkan mereka, khususnya mereka yang miskin untuk terus bekerja dan mendukung diri mereka sendiri dan keluarganya. Lepas dari besarnya upaya yang dilakukan, hanya satu diantara empat orang yang memerlukan terapi anti retroviral (ART) di asia yang menerimanya.
Negara-negara di Asia memiliki sumber daya dan kemampuan untuk memberikan cakupan 80% ART bagi penduduk yang memerlukannya. Sebagian besar pemerintah di negara Asia memiliki kapasitas untuk menyediakan pengobatan antiretroviral lini pertama. Biaya untuk ini sekitar $450 per orang per tahun, tanpa memperhitungkan biaya profesional dan infrastruktur kesehatan. Program – program pengobatan hendaknya tidak mencakup biaya obat – obatan, namun juga terkait dengan tes laboratorium dan biaya insidental.
Untuk mendapatkan akses yang lebih baik bagi kaum miskin, perempuan dan anak – anak, biaya transportasi untuk mendatangi pusat – pusat ART hendaknya di subsidi oleh program AIDS. Pemerintah di negara – negara Asia hendaknya membuat rencana jangka panjang untuk menjamin obat lini kedua dalam program nasional mereka yang biaya tahunannya saat ini sekitar $5000 per pasien per tahun. Strategi untuk menurunkan harga obat – obatan hendaknya juga dijajaki. Strategi ini mencakup pengadaan dibawah satu atap, negosiasi bersama, pengimporan pararel dan bila diperlukan dengan mengajukan wajib izin. 
Pemerintah hendaknya mencabut dan mengamandemen undang – undang atau peraturan – peraturan yang mengandung diskriminasi terkait HIV, Khususnya yang membatasi akses perawatan kesehatan, perawatan medis dan bentuk – bentuk asuransi laninnya. Stigma terhadap orang yang hidup dengan HIV dapat dikurangi. Ini dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan dan dukungan atas upaya – upaya yang dilakukan oleh ODHA untuk mengorganisasikan diri sebagai advokat, pendidik dan aktivis dan dengan memperkuat kemitraan dengan media, penyedia layanan kesehatan, organisasi pemerintah dan organisasi masyarakat sipil. 
Organisasi komunitas termasuk yang mewakili kelompok yang paling berisiko dan ODHA, hendaknya dilibatkan dalam merancang, melaksanakan dan memantau progra perawatan dan pengobatan. Sekitar $0.8 milliar diperlukan untuk merawat 80% dari orang dewasa dan anak – anak yang memenuhi syarat pada tahun 2007. Jumlah ini terjangkau sebagian besar negara, yang masih memiliki prevalensi yang masih rendah. 


Sumber : UNAIDS Regional Support Team for Asia and the Pacific “Mendefinisikan kembali AIDS di Asia, Sub. Tentang Perawatan”

Baca Selengkapnya......

Penularan HIV dapat dihentikan TOTAL

Ada sebuah hasil penelitian yang banyak menjadi rujukan di Konferensi AIDS Wina tahun lalu yaitu hasil penelitian Deborah Donell dkk yang di publikasikan di Lancet pada 12 Juni 2010 yang berjudul “Heterosexual HIB-1 transmission after initiation of ART : a prospective cohort analysis”. ODHA yang minum ARV akan mengurangi penularan ke pasangan heterosexualnya sebanyak 92%.
Penelitian ini menyimpulkan pentingnya memperluas dan meningkatkan jumlah tes HIV untuk selanjutnya diteruskan dengan pengobatan. Penelitian lain, sebuah penelitian internasional besar (HPTN 052) oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Infeksi Amerika yang dimulai sejak April 2005.
Penelitian itu mengikutsertakan 1.763 pasangan (97% pasangan heterosexual) dari sembilan negara. Pengobatan ARV segera setelah setelah di diagnosis ternyata mengurangi angka penularan 96%. Perbedaan tersebut amat signifikan sehingga penelitian yang dijadwalkan selesai pada 2015 terpaksa dihentikan. Agar adil semua ODHA yang diteliti segera mendapatkan pengobatan ARV. 
Jadi kita optimis bila pengobatan ARV yang dapat mencegah penularan HIV sebesar 96%, bila dikombinasikan dengan upaya pencegahan penularan ibu HIV ke bayinya, dikombinasikan dengan sirkumsisi/sunat, digabung dengan upaya pengobatan penyakit menular seksual, upaya pemakaian gel tenofovir per vaginal, serta upaya struktural untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatan pendidikan masyarakat, memperjuangkan kesetaraan gender, dan upaya perubahan prilaku (ABCD : Abstinence, Be faithful, Condom, no Drugs) niscaya kita bisa mencegah penularan HIV secara total.

Sumber : Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM

Baca Selengkapnya......

Waria Kini Diakui di Paspor Australia, Ada Pilihan Jenis Kelamin untuk Kaum 'Waria'

CANBERRA - Kejutan dari pemerintah Australia. Kini di paspor yang dikeluarkan negara Kangguru itu ada tiga pilihan gender, yaitu laki-laki, perempuan, dan 'belum ditentukan'. Pilihan tiga opsi gender ini, menurut pemerintah Australia, untuk menghilangkan diskriminasi atas individu yang menempuh jalan transgender. Dengan demikian, transgender Australia kini dapat menyantumkan pilihan mereka di paspor dengan tanda 'X'. Tapi, ada syaratnya. Ketegasan kelamin transgender itu harus punya bukti medis, dalam hal ini surat dari dokter. Sebelumnya, lazimnya di negara-negara lain pilihan gender dalam paspor hanya dua, yaitu pria dan perempuan. Individu tidak dibolehkan mengubah gender dalam paspor mereka kecuali operasi kelamin. Senator Louse Pratt, yang punya rekan perempuan tapi sekarang diakui sebagai pria, mengatakan ini adalah terobosan penting bagi Australia. "Tanda 'X' jadi penting, karena ada orang-orang yang merasa ambigu dengan gender mereka," kata dia. "Ini penting untuk mengakui hak azazi mereka," sambung dia. Menlu Australia, Kevin Rudd, mengatakan aturan baru paspor ini akan menghapus diskriminasi gender dan orientasi seksual di bandara. Jaksa Agung Robert McClelland mengatakan aturan ini akan berdampak pada sejumlah warga Australia yang selama ini mendapat hambatan di bandara. Sumber REPUBLIKA.CO.ID,

Baca Selengkapnya......

AIDS di Kota Cilegon, Banten: PSK Jadi ‘Sasaran Tembak’

Ketika kasus HIV/AIDS mulai ’meresahkan’, maka langkah yang muncul sering tidak rasional dan cenderung mencari ’kambing hitam’. Itulah yang terjadi di banyak daerah. ‘Sasaran tembak’ yang empuk adalah pekerja seks komersial (PSK).

Maka, tidak mengherankan kalau kemudian Dinas Kesehatan Cilegon, Banten, melakukan tes darah kepada puluhan PSK di sejumlah tempat hiburan malam (PSK di Cilegon Dites Darah, www.metrotvnews.com, 11/6-2011).

Pertanyaannya adalah: Apakah PSK di tempat-tempat hiburan malam itu melakukan hubungan seksual di tempat?






Kalau jawabannya YA, maka PSK itu termasuk PSK langsung. Artinya, PSK melakukan transaksi seksual di tempat.

Tapi, kalau jawabannya TIDAK, maka PSK tsb. adalah PSK tidak langsung. Artinya, dalam kehidupan sehari-hari mereka bisa sebagai orang lain, seperti karyawan, mahasiswi, remaja ABG, pelajar, SPG, dll.

Jika kegiatan transaksi seks terjadi di tempat, maka tempat itu adalah lokasi pelacuran dan PSK-nya adalah PSK langsung.

Disebutkan: “Tak hanya itu, petugas juga membagikan alat kontrasepsi kepada para PSK.” Tidak semua alat kontrasepsi (alat untuk mencegah kehamilan) bisa sekaligus sebagai alat untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual. Hanya kondom yang bisa mencegah kehamilan dan sekaligus mencegah penularan HIV pada saat terjadi hubungan seksual.

Disebutkan pula: ”Itu dilakukan untuk mencegah penyakit HIV/AIDS pada kalangan PSK.” Dalam kaitan ini ada fakta yang dilupakan yaitu yang menularkan HIV kepada PSK adalah laki-laki penduduk Cilegon, asli atau pendatang. Dalam kehidupan sehari-hari mereka bisa sebagai seorang suami, pacar, selingkuhan, duda, lajang atau remaja. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat ke istri, pacar, selingkuhan atau PSK.

Penyebaran HIV di masyarakat dapat dilihat dari kasus HIV/AIDS pada ibu-ibu rumah tangga. Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Cilegon tercatat 203 dengan 34 kematian.

Disebutkan lagi: ”Jumlah tersebut meningkat ketimbang dua tahun lalu.” Pernyataan ini menunjukkan wartawan yang menulis berita ini tidak memahami cara pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia.

Pelaporan kasus HIV/AIDS di Indonesia dilakukan secara kumulatif. Artinya kasus lama ditambah kasus baru. Begitu seterusnya sehingga tiap waktu akan bertambah. Bahkan, biar pun banyak kasus kematian tidak akan menurunkan angka laporan kasus.

Sayang, dalam berita tidak ada penjelasan tentang langkah yang akan diambil Pemkot Cilegon terkait dengan hasil tes HIV terhadap PSK.

Prov Banten sendiri sudah mempunyai peraturan darah (Perda) penanggulangan HIV/AIDS yaitu Perda Pemprov Banten No Tahun , tapi sama seperti perda-perda lain yang ada di Indonesia Perda Banten itu pun tidak menyentuh akar persoalan (Lihat: http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/05/perda-aids-prov-banten-menanggulangi-aids-dengan-pasal-pasal-normatif/).

Kalau saja Pemkot Cilegon mau menerapkan langkah yang konkret dalam memutus mata rantai penyebaran HIV tentulah program ’wajib kondom 100 persen’ diterapkan di tempat-tempat hiburan.

Jika program penanggulangan tidak diterapkan dengan cara-cara yang rasional, maka penyebaran HIV di Kota Cilegon akan terus terjadi. Dan, kasus demi kasus akan terus terdeteksi. ***


Sumber : 
http://regional.kompasiana.com/2011/06/12/aids-di-kota-cilegon-banten-psk-jadi-‘sasaran-tembak’/

Baca Selengkapnya......

Berapa Lama Virus HIV bertahan di Luar Tubuh ?

HIV hanya dapat hidup pada lingkungan tertentu dalam tubuh manusia. Virus ini tidak hidup pada lingkungan di luar tubuh manusia. Ada banyak faktor yang menentukan berapa lama virus itu dapat hidup di luar tubuh. Hal ini bergantung pada kondisi lingkungan tempat virus itu berada. Karena kondisi lingkungan dapat berubah-ubah, sehingga memungkinkan virus dapat bertahan hidup lebih lama. Itulah sebabnya tidak ada satu ketentuan waktu yang sama dalam hal daya tahan hidup HIV di luar tubuh. Tapi secara umum virus itu hanya dapat hidup selama beberapa menit di luar tubuh.



Salah satu faktor lingkungan yang menentukan lamanya virus itu bertahan hidup adalah kelembaban di sekitar virus itu. Virus itu tidak dapat hidup di lingkungan yang kering. Jadi bila virus itu berada dalam cairan tubuh seperti darah atau cairan kelamin yang mengering, virus itu akan mati.
Namun, meskipun di lingkungan basah (seperti kolam renang, pembuangan limbah dsb), virus itu tetap tidak dapat bertahan hidup. Jadi lingkungan yang kering hanya merupakan salah satu kondisi lingkungan di mana virus itu tidak dapat hidup. Dalam lingkungan yang basah pun, jika lingkungan itu berbeda dari yang ada pada tubuh manusia, virus itu tidak akan mampu bertahan hidup. Ingat, virus itu hanya dapat hidup di daerah tertentu yang ada di dalam tubuh manusia. Itulah sebabnya HIV tidak dapat hidup di kolam renang atau pembuangan limbah. Di luar tubuh, virus itu cepat menjadi lemah dan mati. Semakin lama berada di luar tubuh, semakin kecil kemungkinan penularan akan terjadi. Biasanya, virus akan mati dalam beberapa menit setelah berada di luar tubuh. Kesimpulannya, virus hanya dapat bertahan hidup di kondisi lingkungan tertentu yang ada di dalam tubuh manusia. Bila virus itu di luar tubuh, maka ini merupakan lingkungan yang sangat dibencinya dan virus itu tidak dapat bertahan hidup, kecuali bila virus itu masuk ke dalam tubuh orang lain dalam beberapa menit.

Sumber: www.spiritia.or.id

Baca Selengkapnya......

Pemkot Cilegon Lokalisasi Tempat Hiburan

Cilegon : Senin, 27 Juni 2011 14:43 WIB
Pemerintah Kota Cilegon akan melokalisasi tempat hiburan di wilayah jalan lingkar selatan, Kecamatan Cibeber. Musababnya tempat hiburan sangat berdekatan dengan pemukiman warga.

"Kami memang berencana akan melokalisasi tempat hiburan di daerah jalan lingkar selatan, karena selain lokasinya berdekatan dengan masyarakat, juga tempatnya berpencar," kata Wali Kota Cilegon Tb. Iman Ariyadi di Cilegon, Senin (27/6).





Dia menjelaskan, rencana lokalisasi tempat hiburan tersebut sudah dimasukan dalam draft Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Tempat Hiburan yang saat ini masih dalam pembahasan di eksekutif.

"Kami memang masih melakukan kajian atas raperda itu, menginggat untuk menindaklanjuti dan menyerahkan Raperda tersebut ke DPRD Kota Cilegon, harus dilakukan sosialisasi telebih dahulu pada masyarakat," katanya.

Tujuan sosialisasi atas rencana lokalisasi tempat hiburan itu dimaksudkan agar masyarakat mengetahui rencana pemkot, sekaligus melihat tanggapan dari warga.

"Kita tidak bisa gegabah melokaliasi tempat hiburan. Seblum dilaksanakan harus disosialisasikan dulu pada masyarakat guna mengetahui tanggapan warga terhadap rencana itu," ujarnya.

Pemkot Cilegon, kata dia, akan menutup kembali sejumlah tempat hiburan malam yang ada, karena dianggap melanggar peraturan daerah (perda) yang ada.

"Kenapa kami tidak menutup sekaligus tempat hiburan di Cilegon, karena penutupan dilakukan setelah mendapatkan kajian," katanya menjelaskan.

Terkait adanya pro dan kontra terhadap penutupan tempat hiburan melam selama ini terus dilakukan, menurut dia, hal tersebut biasa terjadi.

"Ada yang mengkritik dan menyukai kebijakan wali kota syah-syah saja. Penutupan hiburan malam yang telah dilakukan juga merupakan aspirasi masyarakat," ujarnya.(Ant/ICH)

Sumber : Metrotvnews.com

Baca Selengkapnya......

Selamat Tinggal AIDS di 2020

New York, Penyakit mematikan AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) adalah dampak lanjutan dari penyakit menurunnya kekebalan tubuh atau HIV (Human Immunodeficiency Virus). Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyerukan aksi global untuk mengakhiri AIDS pada tahun 2020.

Dalam membuka pertemuan General Assembly PBB di New York, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatakan kepada para presiden, menteri dan diplomat dari seluruh dunia bahwa jika semua mitra bersatu dan terlibat maka penyakit AIDS bisa diakhiri.




"Hari ini kita berkumpul untuk mengakhiri AIDS. Tujuan kita adalah tidak ada lagi infeksi baru, tidak ada lagi stigma dan kematian yang terkait dengan AIDS," ujar Ban Ki-Moon, seperti dikutip dari ABCNews.go.com, Kamis (9/6/2011).

Ban mengungkapkan bahwa pada tahun 2001 ketika para pemimpin dunia mengambil tanggung jawab untuk mengendalikan epidemi, maka infeksi baru telah menurun sebesar 20 persen. Dan saat 5 tahun lalu ketika para pemimpin berjanji untuk memberikan pelayanan, perawatan dan dukungan terhadap AIDS maka jumlah kematian berkurang 20 persen.

Hal ini menunjukkan jika semua pihak terlibat dan mau bertanggung jawab dalam mengendalikan epidemi, maka penyakit AIDS bisa diakhiri.

Direktur eksekutif PBB untuk AIDS, Michel Sidibe menuturkan bahwa visi menciptakan dunia bebas AIDS bisa terwujud. Untuk mewujudkannya diperlukan revolusi dalam pencegahan AIDS dan melibatkan gerakan kaum muda sebagai agen perubahan.

Selain itu juga perlu kerja keras mengakhiri diskriminasi dalam pemberian layanan pada kelompok yang paling banyak terkena infeksi ini seperti imigran, narapidana, orang yang menyuntikkan narkoba, pekerja seks dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.

"Sekitar 1,8 juta orang meninggal karena AIDS setiap tahunnya di negara berkembang dan di negara maju dan ada 9 juta orang di dunia yang menunggu pengobatan. AIDS telah menjadi penyakit kronis," ujar Sidibe.

Presiden Nigeria Goodluck Jonathan menuturkan sebagian cara dalam memerangi penyebaran HIV/AIDS di negaranya adalah bekerja sama dengan industri film lokal untuk mempromosikan perubahan perilaku dan kesadaran di kalangan anak muda.

"Kita tidak bisa menang dalam melawan momok HIV/AIDS tanpa adanya solidaritas internasional," ujar Jonathan.

Virus yang mematikan ini akan menyerang sistem kekebalan yang membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit, sehingga tubuh lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Jika gejala ini tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang merupakan penyakit mematikan. AIDS timbul sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV di dalam tubuh manusia.

Ketika seseorang terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan flu atau infeksi virus sedang. Gejala dan tanda awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.

Pusat pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:

Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
Batuk kering
Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
Kelelahan
Diare yang lebih dari seminggu
Kehilangan memori
Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.

Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan mengukur jumlah sel-sel darah putih, karena biasanya seseorang dengan HIV akan memiliki jumlah sel darah putih yang kecil. HIV bukan merupakan penyakit yang mudah untuk didiagnosis, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu kenali gejala yang ada dan melakukan pemeriksaan ke dokter.

HIV menular melalui:

Hubungan kelamin dan hubungan seks oral atau melalui anus tanpa alat pengaman dan sering gonta ganti pasangan
Transfusi darah
Penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan
Antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.


Sumber : www.detikhealth.com

Baca Selengkapnya......

Jutaan Bayi Di Indonesia Berpotensi Terinfeksi HIV/AIDS

Jutaan bayi di Indonesia berpotensi tertular HIV/AIDS dari ibunya apabila tidak ada upaya serius dari semua pihak untuk melakukan pencegahan.
"Potensi perempuan berisiko terkena HIV karena bersuami pria yang mengidap virus tersebut adalah sebanyak 1,6 juta orang, sedangkan data hingga Maret 2011 menyebutkan sebanyak 2.160 ibu rumah tangga telah tertular," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nafsiah Mboi, dalam acara workshop wartawan dan populasi kunci dalam strategi penanggulanan HIV/AIDS di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, ibu rumah tangga merupakan kalangan terinfeksi HIV/AIDS tertinggi dari kalangan perempuan di Indonesia saat ini, jauh melebihi penjaja seks yang jumlahnya hanya mencapai 457 orang.
Untuk menghindari jumlah orang terinfeksi yang semakin tinggi, khususnya di kalangan anak yang tertular dari orang tuanya, KPA melakukan sejumlah langkah strategis.


Beberapa langkah strategis tersebut adalah pelatihan bagi petugas kesehatan dan penambahan fasilitas pengobatan bagi balita yang terinfeksi HIV/AIDS pada sejumlah rumah sakit di beberapa daerah yang dianggap bervalensi tinggi.
"Kami juga sedang memperbanyak sosialisasi kepada perempuan yang sudah terinfeksi HIV/AIDS agar melakukan pengobatan ARV (metode pengobatan bagi orang terinfeksi HIV) selama hamil agar mempersempit kemungkinan penularan," kata dia.
Sementara itu, sepanjang 2011, pemerintah menargetkan sejumlah indikator pencapaian target MDG's di bidang penanganan kasus HIV/AIDS berdasarkan instruksi presiden nomor 3 tahun 2010.
Sejumlah indikator yang ditargetkan adalah peningkatan signifikan penggunaan kondom pada seks berisiko sebesar 55 persen, adanya peningkatan persentanse remaja usia 15-24 tahun yang memahami seputar HIV/AIDS hingga 70 persen, dan peningkatan jumlah terinfeksi HIV/AIDS yang mendapatkan pengobatan ARV sebanyak 70 persen.
Selain itu, KPA juga menargetkan upaya pencegahan dapat mencapai 250 kabupaten/kota di seluruh Indonesia pada akhir 2011, dan prevelensi penularan per 100 ribu penduduk dapat mencapai di bawah 0,5.
"Sayangnya, angka yang kita capai saat ini masih jauh dari itu, perlu kerja keras dari berbagai pihak, termasuk jurnalis dan populasi kunci," kata dia.
Sumber : Antara, May 18, 2011

Baca Selengkapnya......

Di Bekasi Perda Efektif Turunkan Kasus HIV

Bekasi (ANTARA News) - DPRD Kota Bekasi menilai adanya Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS sangat efektif dalam menekan bertambahnya penderita baru, karena berimplikasi hukum bagi pihak yang menularkan penyakit mematikan tersebut.
Anggota DPRD Kota Bekasi dari Komisi D, Sardi Effendi, di Bekasi, Senin, mengatakan, Perda cukup efektif dalam meredam dan mencegah penularan penyakit bila diterapkan secara konsisten serta pemerintah daerah memiliki komitmen kuat dalam melaksanakan butir-butir Perda.
"Meski sumber HIV/AIDS sendiri masih sulit diputus seperti penularan melalui jarum suntik dan seks bebas, namun adanya Perda membuat penertiban bisa jadi akan lebih mudah," ujarnya.
Dengan adanya Perda, tempat-tempat prostitusi akan lebih mudah dihentikan pengoperasiannya, begitu juga dengan kehati-hatian dari aparat kesehatan dalam menggunakan peralatan suntik untuk kepentingan umum.
Untuk penularan HIV/ADIS melalui narkoba, pemerintah kota mempunyai posisi tawar kuat dengan meminta aparat untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan narkoba terutama penggunaan jarum suntik.
Perda tersebut, masih menurut anggota DPRD dari PKS itu, juga memberikan perlindungan bagi penderita HIV/AIDS dengan adanya sanksi tegas bagi pengelola rumah sakit yang menolak pasien tertular HIV/AIDS.

Selama ini kasus-kasus HIV/AIDS di kota Bekasi terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kota Bekasi termasuk daerah yang mendapatkan perhatian khusus atas tingginya kasus HIV/AIDS.Adanya Perda diharapkan bisa meningkatkan kinerja dari komite penanggulangan AIDS kota Bekasi dalam mencegah makin menjamurnya penderita HIV/AIDS di daerah itu.

"Komite jangan hanya sekedar memberikan penyuluhan tapi juga berkordinasi dengan instansi terkait di kota Bekasi dalam mengambil langkah-langkah penting dan turun langsung mencegah perbuatan yang berpotensi menularkan HIV/AIDS," ujarnya.
Pengurus Komite Penanggulangai AIDS (KPA) Kota Bekasi, Hari Bagianto menyambut baik rencana pemerintah kota (Pemkot) membuat dan memberlakukan Perda pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di kota Bekasi.
Ia mengatakan, Perda yang akan disahkan itu bermanfaat dalam melindungi masyarakat dan memutus mata rantai penularan HIV/AIDS, melalui beberapa program seperti pencegahan pada populasi beresiko, mendidik pelaku beresiko tinggi untuk menjalani hidup sehat, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah dan menangulangi HIV/AIDS.
"Adanya Perda Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS makin mengukuhkan keberadaan KPA Kota Bekasi. Perda diharapkan membuat kegiatan KPA bisa lebih marak dan tentunya ditunjang dengan kesediaan Pemkot mengalokasikan dana APBD," ujarnya.
Bagaimana dengan Perda HIV AIDS Cilegon ???

Baca Selengkapnya......

Condom VIAGRA ???

Inovasi dalam urusan hubungan seks terus mengalami peningkatan. Kini para ahli membuat kondom yang didesain dapat membantu pria mempertahankan supaya ereksi lebih lama.


The Time mengabarkan belum lama ini, sebuah perusahaan bioteknologi asal Inggris berhasil menciptakan kondom khusus yang dinamakan CSD500. Selain sebagai alat pengaman, kondom ini pun memiliki fungsi lain yakni dapat memperbaiki ereksi, sehingga disebut juga “Viagra Condom". ni kabar baik bagi pria yang punya masalah ereksi. Para pria letoy itu kini punya pilihan, selain pil biru atau yang dikenal viagra, kini ada 'kondom viagra'. Kondom ini bisa membuat ereksi lebih keras dan lama.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa 10 Mei 2011, para desainer di balik peluncuran 'kondom viagra' ini mendapat masukan dari banyak pria. Mereka rata-rata mengeluh sulitnya mempertahankan ereksi bila mengenakan kondom ketika bercinta. 

Kondom yang bernama CSD500 ini memiliki gel khusus. Gel ini bisa memperbaiki dan memperlancar aliran darah ke penis. Umumnya gel tersebut dipakai untuk memperlancar aliran darah ke jantung. 

Pembuat kondom ini mengklaim pria yang memakai kondom ereksinya lebih keras dan kuat. Mereka juga lebih lama ketika bercinta dengan pasangannya. 

Kondom CSD500 kemungkinan bisa dipasarkan pada tahun ini di Inggris. Kondom ini tengah menunggu persetujuan dari badan yang berwenang untuk mengesahkan penjualan kondom ini. 

James Barder, dari Futura Medical yang membuat kondom mengatakan kondom CSD500 bukan hanya untuk mereka yang punya masalah ereksi tapi bagi mereka yang sering kecewa dengan kondom yang suka slip ketika bercinta.

Baca Selengkapnya......

Rapat Koordinasi Rencana Program, Rencana Anggaran 2011 dan Pengenalan Penjangkau

Senin, 9 Mei 2011
Kesekretariatan KPA Kota Cilegon secara rutin selalu melakukan koordinasi baik itu rencana kegiatan, laporan kegiatan maupun anggaran untuk penanggulangan HIV AIDS di Kota Cilegon kepada Wali/Wakil Walikota Cilegon selaku Ketua KPA Kota Cilegon.
Pada kesempatan kali ini Sekretariat KPA juga berkesempatan untuk memperkenalkan Penjangkau kepada Wakil Walikota Kota Cilegon, dimana Penjangkau inilah yang bekerja di lapangan dalam Penanggulangan HIV AIDS di Kota Cilegon. Untuk Kota Cilegon memiliki Penjangkau sebanyak 6 orang diantara :
1. Penjangkau untuk Waria dan LSL : Weni(KPA dan Selvy (YIKM
2. Penjangkau untuk Penasun : Ricky (KPA dan Aking (KPA
3. Penjangkau untuk WPS : Murni (YIKM dan Fatmawati (KPA


Tugas Penjangkau ini yaitu menjangkau rekan-rekan didalam populasi kunci yang beresiko untuk penularan HIV AIDS agar bersedia memeriksakan diri ke layanan (PKM) atau klinik Flamboyan sehingga penularan HIV AIDS dapat di minimalisir selain itu mereka juga melakukan Sosialisasi Sosialisasi kepada masyarakat di Kota Cilegon berkaitan dengan HIV AIDS
Bpk. H. Edi Aryadi menyambut baik pertemuan kali ini dan berpesan kepada Sekretariatan KPA agar Sosialisasi tentang HIV AIDS dapat lebih meluas dan di tingkatkan lagi bahkan tidak lepas untuk di lingkungan Sekolah atau Pendidikan juga harus diberikan sosialisasi tentang HIV AIDS mengingat penderita HIV AIDS di Kota Cilegon di dominasi oleh usia produktif
Kebetulan sekali untuk lintas sektor Pendidikan memang menjadi target utama KPA Kota Cilegon dalam sosialisasi HIV AIDS di tahun 2011 ini, ungkap Dr. Priyo selaku Sekretaris KPA Kota Cilegon.

Baca Selengkapnya......

Sosialisasi HIV AIDS di Lingkungan Yayasan Pendidikan Al-Hadit

Tidak hanya di Lingkungan Pendidikan YPWKS saja yang diberikan sosialisasi HIV AIDS oleh KPA Kota Cilegon, Yayasan Al-Hadit-pun telah berhasil diberikan Sosialisasi HIV AIDS hal ini tentu adanya itikad baik dari intansi terkait dalam hal ini Yayasan Al-Hadit sehingga kegiatan dapat berjalan dengan baik dan optimal


Pada Sosialisasi pada Guru – Guru Yayasan Pendidikan Al-Hadit ini dihadiri kurang lebih 60 orang yang dilaksanakan pada Tgl 23 April 2011

Instansi Pendidikan merupakan target KPA Kota Cilegon didalam sosialisasi HIV AIDS di tahun 2011 sehingga diharapkan HIV AIDS dapat dipahami sejak dini oleh peserta didik yang mana adalah sebagian besar masyarakat Kota Cilegon. Namun bukan sekedar Sektor Pendidikan saja yang bisa diberikan sosialisasi tentang HIBV AIDS oleh KPA Kota Cilegon, Apabila ada Organisasi, Lembaga Sosial ataupun Perkumpulan-perkumpulan kecil di masyarakat yang bersedia menginginkan di adakannya sosialisasi serupa yaitu HIV AIDS di lingkungan komunitasnya maka cukup hanya menghubungi KPA Kota Cilegon, KPA Kota Cilegon siap menjadi nara sumber untuk kegiatan tersebut

Baca Selengkapnya......

Sosialisasi HIV AIDS di Lingkungan Pendidikan YPWKS

KPA Kota Cilegon tidak pernah berhenti dalam memberikan Sosialisasi HIV AIDS di berbagai lintas sektoral, Hal ini dimaksudkan agar setiap individu masyarakat khususnya masyarakat Kota Cilegon dapat memahami tentang HIV AIDS dengan jelas, sehingga masyarakat memahami betul bagaimana penularan HIV AIDS terjadi, Apa yang harus dilakukan apabila ada salah satu warganya yang mengidap HIV AIDS, Apa saja faktor faktor resiko penularan HIV AIDS dan lain sebagainya sehingga dampak ke depan yang muncul diharapkan tidak adanya diskriminasi terhadap ODHA di Kota Cilegon justru adanya dukungan yang cukup baik dari masyarakat sekitarnya.



Pada tgl 7-9 Maret 2011 telah dilakukan Sosialisasi kepada Dewan Guru di lingkungan Yayasan Pendidikan Warga Krakatau Stell (YPWKS) yang telah di hadiri kurang lebih 300 peserta. Dengan 300 peserta ini diharapkan Guru- Guru YPWKS yang telah mendapatkan Sosialisasi ini dapat melanjutkan atau menyebarluaskan tentang HIV AIDS pada masing-masing peserta didik sehingga peserta didik dalam hal ini murid dapat mengetahui pencegahan dan penularan HIV AIDS sejak dini, dengan demikian laju epidemi HIV AIDS dapat dicegah.
Sebagai nara sumber pada Sosialisasi kali ini yaitu; Dr. Priyo Wahyuana, Drg. Niniek, M.Kes dan Staff KPA Kota Cilegon

Baca Selengkapnya......

KPA Cilegon Sosialisasikan Penanggulangan HIV dan AIDS Kepada Nelayan Merak


Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cilegon bekerjasama dengan Puskesmas Pulomerak menyelenggarakan pertemuan sosialisasi penanggulangan HIV dan AIDS kepada nelayan di wilayah kecamatan Pulomerak, tepatnya di Puskesmas Pulomerak. Acara yang dihadiri 25 orang nelayan ini dibuka oleh Kepala Puskesmas pulomerak, drg. Sefi Saeful Kholiq, dengan pembicara Sugeng Riyanto dan perwakilan dari KPA Kota Cilegon yaitu Robiatul Adawiyah. Jum’at, (29/4).

Pada sosialisasi ini disampaikan pengertian, pencegahan, pengobatan dan penanggulangan HIV dan AIDS kepada nelayan. Peserta tampak antusias dalam mengikuti kegiatan ini dan banyak diantara mereka yang bertanya dan ingin memeriksakan diri ke Klinik VCT.

Dalam sambutannya, Sefi Saeful Kholik mengatakan, bahwa nelayan merupakan kelompok Resiko Tinggi (RISTI) di wilayah Pulomerak, karena itulah KPA menyelenggarakan sosialisasi pada hari ini khusus kepada nelayan di wilayah Pulomerak.

Kegiatan pertemuan sosialisasi ini sebelumnya pernah dilaksanakan kepada Perusahaan, lurah, tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Sekolah, Petugas kesehatan, kader posyandu, kader kesehatan desa siaga guru, anak jalanan, waria, sopir truk, dan Sopir bis, di wilayah kecamatan Pulomerak dan Jombang bekerjasama dengan puskesmas Pulomerak dan Jombang sebagai mitra KPAK Cilegon dalam Program penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Cilegon.

Sementara itu, Sugeng Riyanto selaku pembicara, memaparkan bahwa Pulomerak adalah Kecamatan dengan angka kasus tertinggi di kota cilegon, disusul oleh Jombang, Purwakarta, Cilegon, Citangkil, cibeber dan Ciwandan. Pada bulan maret ini ada 6 kasus HIV dengan 1 orang meninggal. Pada akhir desember 2010 jumlah kasus HIV di cilegon 180 Kasus dengan 41 orang meninggal. Sampai bulan maret ini sudah ada 190 Kasus dengan 48 orang meninggal dunia.

“Berdasarkan temuan kasus tersebut, diketahui bahwa Epidemi HIV dan AIDS dikota cilegon semakin meningkat. Untuk menekan epidemic HIV dan AIDS KPA Kota Cilegon menyelenggarakan Sosialisasi penanggulangan HIV dan AIDS kepada masyarakat di Kota Cilegon, terutama kepada kelompok Resiko Tinggi (RISTI)”, terang Sugeng.

HIV dan AIDS adalah masalah kita bersama dan tanggung jawab bersama. Fenomena HIV dan AIDS adalah fenomena gunung es yang baru tampak permukaannya saja. Dibutuhkan kerjasama dari semua lapisan masyarakat Kota Cilegon untuk mengungkap kasus dan penanggulangan HIV dan AIDS. @Adaw

Baca Selengkapnya......

Saatnya Peduli AIDS

Beberapa waktu yang lalu kita cukup dikejutkan oleh pemberitaan di beberapa media cetak baik lokal maupun nasional mengenai fenomena perkembangan jumlah penderita HIV/AIDS di Banten yang terus meningkat hingga mencapai lebih dari 1800 orang penderita dan 86 diantaranya sudah meninggal dunia. Sebagian besar dari mereka masih berusia produktif atau remaja.

Mungkin kata HIV dan AIDS sudah tidak asing lagi ditelinga kita, namun sadarkah kita bahwa virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) ini sudah sangat dekat dengan kita, terlebih tidak tampak ciri yang khusus pada penderitanya.


HIV/AIDS merupakan jenis penyakit epidemi yang bisa mematikan dan saat ini belum ada obatnya. Karena dapat menurunkan kekebalan tubuh manusia dan pengidapnya bisa menjadi pembawa penularan virus seumur hidupnya, maka sudah saatnya kita peduli dan memberikan perhatian khusus kepada mereka.

JAUHILAH VIRUSNYA BUKAN ORANGNYA.

Slogan itu memang mengingatkan kita untuk bersikap peduli apabila bertemu dengan penderita. Tidak perlu khawatir karena berpelukan, berjabat tangan, pemakaian kamar mandi bersama, berenang dikolam renang, gigitan nyamuk atau serangga lainnya, membuang ingus, batuk atau meludah serta pemakaian piring, gelas atau makan minum bersama bukanlah faktor yang dapat menularkan penyakit HIV dan AIDS. Penyakit ini dapat menular dengan cepat melalui sex bebas dan penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi HIV pada pengguna narkotik suntik (penasun).

PERDA (Peraturan Daerah) HIV dan AIDS yang disahkan oleh DPRD Banten pada 5 November 2010 yang lalu menjadi angin segar terhadap upaya penanggulangan AIDS di Provinsi Banten. Paling tidak kita dapat berharap Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) yang semula berjalan sendiri-sendiri dapat merapatkan barisan dan menyatukan langkah secara serius melakukan upaya penanggulangan secara optimal.

Pemberlakuan perda penanggulangan AIDS juga diharapkan mampu menjamin pelayanan kesehatan penderita HIV. Untuk itu kita perlu memberikan apresiasi kepada Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang dan Rumah Sakit Al Qodr Tangerang yang mampu menjalankan instruksi sebagai tempat rujukan pasien AIDS, seperti yang tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 760/SK/VI/2007. 

Sungguh sangat ironis bila saat ini masih ada pemerintah dan masyarakat yang tidak peduli akan penyebaran yang begitu cepat dan sulit terdeteksi. Adanya upaya pemerintah mendukung upaya Penanggulangan HIV dan AIDS secara menyeluruh perlu dilakukan dengan tata kelola yang baik, sistematis, terstruktur dan terukur.

Tata Kelola yang diharapkan dalam mencapai koordinasi yang baik untuk penanggulangan secara bersama diantaranya adalah adanya Akuntabilitas penyelenggaraan upaya penanggulanga AIDS dalam segala bidang dan di semua tingkat, dapat terlaksananya upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan upaya penanggulangan AIDS dengan melibatkan masyarakat khususnya penerima manfaat layanan, kepekaan dan daya tanggap para penyelanggara penanggulangan AIDS, profesionalisme, efisien, kesetaraan, wawasan ke depan dan penegakan hukum dalam arti menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia dan memperhatikan nilai – nilai yang ada di dalam masyarakat.

Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Banten

Dalam kapasitas Penanggulangan AIDS ini KPA Provinsi Banten bukanlah sebagai implementator ( pelayanan teknis berupa pembukaan klinik, mitigasi dan obat – obatan ) . Tetapi KPA Provinsi Banten dalam tata laksananya melakukan koordinasi kepada setiap mitra dan SKPD terkait di Provinsi Banten agar program Penanggulangan HIV dan AIDS ini berjalan selaras dan dapat menekan laju epidemi penyebaran HIV AIDS di tahun 2011 dan tahun – tahun mendatang.

KPA Provinsi Banten sebagai bagian integral dari komponen yang akan terlibat dalam program penanggulangan penyebaran HIV dan AIDS akan secara sinergis bersama SKPD maupun elemen lain dalam melaksanakan Perda Penanggulangan HIV dan AIDS. KPA Provinsi Banten siap bekerja sama dengan seluruh komponen untuk melaksanakan Perda Penanggulangan HIV dan AIDS. Kendati begitu peran serta dan partisipasi masyarakat juga dibutuhkan, terutama cara bersikap masyarakat terhadap orang dengan HIV dan AIDS atau (ODHA), karena pandangan buruk terhadap orang yang terinfeksi HIV juga menjadi persoalan tersendiri dalam penanganan HIV dan AIDS.

Semoga secara bersama kita dapat melakukan penekanan lajunya penyebaran virus HIV dan AIDS ini, demi menyelamatkan masa depan anak – anak kita agar dapat hidup lebih sehat, bermafaat bagi agama, keluarga, dan negara. [Ema Nurbaini]

Baca Selengkapnya......

Salah Kaprah HIV AIDS Yang Melegenda

Dua kata HIV dan AIDS bisa menciptakan ketakutan tersendiri bagi banyak orang. Tapi selama bertahun-tahun, banyak kesalahpahaman dan mitos yang beredar seputar HIV dan AIDS.

Sangat penting untuk mengetahui kebenaran dari mitos-mitos yang beredar seputar HIV AIDS. Percaya pada mitos yang beredar dapat menyebabkan ketakutan, penolakan bahkan membahayakan kesehatan Anda.

Berikut beberapa mitos seputar penyebab dan gejala HIV yang ditulis Dr Swapan Ghosh, MBBS dan American Board of seksologi (ABS) Certified Clinical Sexologist, seperti dilansir Lifemojo, Rabu (27/4/2011):


Mitos, HIV bisa menular dari kontak biasa
Ini merupakan mitos yang paling sering dipercaya orang sehingga menyebabkan banyak ODHA (orang dengan HIV/AIDS) ditolak dan dikucilkan. Yang perlu diketahui adalah HIV hanya dapat menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lain (seperti sperma, cairan vagina dan air susu ibu) dan bukan dari kontak biasa (kontak kulit).

Memeluk, mencium dengan mulut tertutup, berbagi minuman, menggunakan peralatan olahraga, berbagi peralatan makan, menggunakan toilet yang sama atau ketika batuk dan bersin, keadaan tersebut tidak bisa menyebabkan penyebaran HIV.

Bahkan berciuman dengan mulut terbuka atau french kiss dianggap berisiko rendah karena air liur sebagai pembawa virus sering diabaikan. Namun yang menjadi kekhawatiran adalah ketika penderita HID AIDS mengalami luka di bagian mulut atau penyakit gusi yang nantinya bisa menyebarkan virus HIV.

Mitos, HIV adalah penyakit homoseksual
HIV adalah virus yang bisa menyerang siapa saja tanpa memandang orientasi seksual. HIV bisa diderita oleh orang yang baru lahir, lansia, wanita, remaja dan anak-anak dari setiap ras atau kebangsaan. Di seluruh dunia, HIV menyebar kebanyakan melalui kontak heteroseksual.

Mitos, nyamuk dapat menularkan HIV
Nyamuk tidak memasukkan darah orang lain ke dalam tubuh orang baru yang mereka gigit. Namun, nyamuk melakukan menyuntikkan air liur ke dalam korban-korbannya, yang mungkin membawa penyakit seperti malaria, demam berdarah, demam kuning dan lainnya. HIV tidak berkembang biak pada tubuh serangga, sehingga virus tidak bertahan cukup lama dalam tubuh nyamuk untuk ditransmisikan melalui air liur.

Mitos, seks oral tidak bisa menyebabkan HIV
Anda bisa mendapatkan HIV dengan melakukan oral seks dengan pria atau wanita, meskipun kemungkinan relatif lebih kecil dibandingkan tertular virus melalui hubungan seksual.

Air mani atau cairan vagina dapat membawa penyakit. Risiko meningkat ketika terdapat luka terbuka pada alat kelamin dan atau mulut, atau penyakit gusi signifikan atau perdarahan. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan penghalang lateks (kondom) selama seks oral, vagina ataupun dubur.

Mitos, orang yang HIV positif akan terlihat sakit
Orang dapat terinfeksi HIV selama lebih dari 10 tahun tanpa menunjukkan tanda-tanda atau gejala. Selama bertahun-tahun orang merasa baik, mampu bekerja seperti sebelumnya dan tidak menunjukkan tanda-tanda sakit. Jadi bahkan jika pasangan tampak sehat, penting untuk mengetahui status HIV.

Mitos, ibu yang menderita HIV tidak bisa memiliki anak
Perempuan yang terinfeksi HIV masih bisa subur dan risiko menularkan HIV kepada anak yang belum lahir adalah antara 15 sampai 30 persen. Namun, dengan terapi antiretroviral yang sudah tersedia sekarang, tingkat penularan dari ibu ke anak telah turun menjadi sekitar 2-3 persen. Jadi ibu yang menderita HIV tetap punya kesempatan untuk memiliki anak.

Mitos, HIV adalah hukuman mati
Ini adalah mitos terbesar dari kesemuanya. Obat-obatan, program pengobatan dan pemahaman yang lebih baik tentang HIV dan AIDS memungkinkan orang yang terinfeksi untuk hidup normal, sehat dan hidup produktif.


Sumber : detikHealth.com 27 Aprl 2011

Baca Selengkapnya......

Subsidi Obat HIV AIDS 5 Tahun Ke Depan

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih memastikan para pengidap HIV/AIDS tetap dapat mengakses obat antiretroviral secara gratis setidaknya hingga lima tahun ke depan.
Saat mendampingi kunjungan kerja Wakil Presiden Boediono di Jambi, Jumat (1/4), Endang menyatakan, pengadaan obat gratis bagi pengidap HIV/AIDS 60 persen didapat dari dana Global Fund dan selebihnya dari APBN. Dukungan dana Global Fund masih akan mengalir hingga lima tahun ke depan. Anggaran dari APBN juga terus ditingkatkan.

Endang mengakui, pengadaan obat bagi pengidap HIV/AIDS masih bergantung pada pasokan dari produsen luar. Kimia Farma berupaya membuat obat antiretroviral (ARV) generik, tetapi belum dapat memproduksi massal karena belum memperoleh prekualifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ketua Jaringan Orang Terinfeksi HIV/AIDS Provinsi Jambi, Yuli, mendesak pemerintah memberi dukungan bagi Kimia Farma agar produksi obat ARV generik dapat segera diproduksi dalam negeri. Dengan demikian, harga obat ARV menjadi lebih murah dan pemerintah tidak lagi bergantung pada obat dari luar. ”Kalau ARV sudah bisa diproduksi di dalam negeri, harganya pasti akan jauh lebih murah,” harap Yuli.
Yuli menuturkan, selama ini pasokan obat ARV di Jambi tidak selalu lancar, padahal jumlah pengidap HIV/AIDS terus bertambah. Tahun 2009, jumlah orang terkena HIV/AIDS mencapai 280 orang, tetapi kini telah mencapai 492 penderita. ”Terkadang terjadi obat terlambat dikirim ke Jambi hingga satu bulan lamanya,” kata Yuli.

Sumber : Kompas.com 2 april 2011

Baca Selengkapnya......

27 Pengidap AIDS Meninggal

Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat, 27 pengidap AIDS meninggal sepanjang tahun 2010, sedangkan 80 orang lain positif terinfeksi HIV.
Ketua Program HIV Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kepulauan Bangka Belitung Pari Puspa mengatakan, pengidap AIDS tercatat 30 orang. Tiga orang berhasil bertahan, sedangkan 27 lain terlambat berobat dan meninggal. "Mereka baru terdeteksi oleh KPA setelah dalam kondisi kronis," ujar Pari, Kamis (7/4/2011) di Pangkal Pinang.


KPA Babel juga mencatat 80 orang lain mengidap HIV. Mereka terdeteksi rutin mengambil obat di RS Pangkal Pinang, RS Sungai Liat, dan RS Tanjung Pandan. Data mereka terekam lengkap di rumah sakit.  
Namun, dikhawatirkan jumlah pengidap HIV/AIDS diperkirakan lebih besar. Pasalnya, tidak semua orang berisiko terinfeksi mau ikut tes. Ada asumsi setiap satu pengidap HIV terdeteksi sebenarnya ada potensi sembilan lain tidak terdeteksi. HIV/AIDS seperti gunung es yang hanya terlihat sebagian. "Kalau mau, tes hanya perlu bayar biaya pendaftaran berobat biasa di rumah sakit. Hasil tes dirahasiakan dan petugasnya sangat paham itu," kata Pari. 
Jika hasil tes positif, seharusnya dapat berobat gratis di rumah sakit yang ditunjuk pemerintah. "Mereka yang berobat harus rutin dan disiplin. Berubah jadwal minum obat akan membuat virus semakin kebal obat," jelas Pari.

Sumber : Kompas.com April 7, 2011

Baca Selengkapnya......

Untuk Pertama Kali, Gay Boleh Donor Darah


Untuk pertama kalinya kaum homoseks di Inggris diperbolehkan menyumbangkan darahnya.

Sebelumnya, aksi donor darrah itu dilarang karena khawatir darah yang disumbangkan tertular virus HIV.
Kini, kaum gay boleh bernafas lega karena mereka bisa beramal dengan cara menyumbangkan darahnya bagi yang membutuhkan. Pemerintah Inggris, sebelumnya, melarang homoseks menjadi pendonor darah sehingga pemerintah dituduh dikrimiantif oleh kelompok penggiat gerakan gay.


Meskipun demikian, kaum gay hanya diizinkan mendonorkan darahnya jika mereka tidak melakukan hubungan seks sesama jenis dalam satu dekade. Bila dalam beberapa waktu terakhir ini telah berhubungan seks, maka pelarangan itu tetap berlaku.
Menteri kesehatan masyarakat Anne Milton berharap diperbolehkannya homoseks menjadi pendonor darah bisa dimengerti dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Menurut catatan Terrence Higgins Trust, lembaga amal HIV, saat ini, terdapat sekitar 86 ribu orang di Inggris terkena virus HIV, seperempat di antaranya tak peduli dengan virus yang sudah menjangkitinya.

Sementara itu data 2009 menujukkan, 42 persen pria homoseks telah terinfeksi virus HIV. Selain beresiko terjangkiti virus HIV, pria homoseks sangat rentan terkena berbagai penyakit, di antaranya adalah sipilis.
Penggaiat gerakah hak-hak kaum gay meminta pemerintah segera menarik pelarangan terhadap kaum homo. Menurutnya, selama ini, kaum homo melakukan hubungan seks dengan cara yang aman.
Sumber-sumber di pemerintahan mengatakan, "Silahkan menyebut pelarangan itu tidak fair dan diskriminatif, namun kami perlu melindungi masyarakat luas."

Sumber : TEMPO Interaktif, April 11, 2011

Baca Selengkapnya......

Jika Ingin Donor Darah, Gay Harus Puasa Seks 10 Tahun

London, Karena dinilai diskriminatif, larangan bagi gay untuk menjadi donor darah di Inggris akhirnya dicabut. Namun masih ada syarat yang harus dipenuhi, yakni gay yang akan menjadi donor harus tidak berhubungan seks dalam 10 tahun terakhir.
Ketentuan itu diterapkan untuk memastikan calon donor benar-benar bebas dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dengan tidak berhubungan seks selama 10 tahun, diharapkan jika memang positif HIV maka akan virus tersebut akan terdeteksi saat pemeriksaan.
HIV bisa lolos dari pemeriksaan jika masih berada dalam masa jendela, yakni ketika virus tersebut masih belum aktif. Ketika seorang gay tertular HIV, maka beberapa bulan berikutnya adalah masa jendela dan virus tersebut belum tentu terdeteksi dalam darahnya.


Waktu 10 tahun dinilai cukup untuk memastikan apakah seorang gay bebas HIV melalui pemeriksaan darah. Masa jendela untuk HIV umumnya hanya beberapa bulan, sehingga jika dalam 10 tahun tidak melakukan aktivitas seksual yang berisiko maka hasil tes darah akan lebih akurat.
Kebijakan baru ini akan diumumkan sendiri oleh Menteri Kesehatan Masyarakat Inggris, Anne Milton dalam beberapa pekan mendatang. Dikutip dari Telegraph, Senin (11/4/2011), kebijakan ini juga telah mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk Kementerian Kesetaraan Inggris.
Kaum homoseksual khususnya gay di Inggris selama ini dilarang menjadi donor darah karena dinilai berisiko tinggi menularkan HIV. Menurut data Terrence Higgins Trust tahun 2009, infeksi HIV di Inggris paling banyak terjadi pada kaum gay yakni 42 persen.
Meski demikian, larangan untuk mendonorkan darah dinilai diskriminatif oleh kelompok peduli hak asasi manusia karena tidak semua gay berperilaku tidak aman. Tak sedikit gay yang setia dengan pasangan tetapnya atau bahkan hidup selibat alias tidak berhubungan seks sama sekali.
Sumber: Detik.com April 11, 2011

Baca Selengkapnya......
 
 
 
 
Copyright © KPA Kota Cilegon | Powered by Hengki Siswo Utomo