London, Karena dinilai diskriminatif, larangan bagi gay untuk menjadi donor darah di Inggris akhirnya dicabut. Namun masih ada syarat yang harus dipenuhi, yakni gay yang akan menjadi donor harus tidak berhubungan seks dalam 10 tahun terakhir.
Ketentuan itu diterapkan untuk memastikan calon donor benar-benar bebas dari infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dengan tidak berhubungan seks selama 10 tahun, diharapkan jika memang positif HIV maka akan virus tersebut akan terdeteksi saat pemeriksaan.
HIV bisa lolos dari pemeriksaan jika masih berada dalam masa jendela, yakni ketika virus tersebut masih belum aktif. Ketika seorang gay tertular HIV, maka beberapa bulan berikutnya adalah masa jendela dan virus tersebut belum tentu terdeteksi dalam darahnya.
Waktu 10 tahun dinilai cukup untuk memastikan apakah seorang gay bebas HIV melalui pemeriksaan darah. Masa jendela untuk HIV umumnya hanya beberapa bulan, sehingga jika dalam 10 tahun tidak melakukan aktivitas seksual yang berisiko maka hasil tes darah akan lebih akurat.
Kebijakan baru ini akan diumumkan sendiri oleh Menteri Kesehatan Masyarakat Inggris, Anne Milton dalam beberapa pekan mendatang. Dikutip dari Telegraph, Senin (11/4/2011), kebijakan ini juga telah mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk Kementerian Kesetaraan Inggris.
Kaum homoseksual khususnya gay di Inggris selama ini dilarang menjadi donor darah karena dinilai berisiko tinggi menularkan HIV. Menurut data Terrence Higgins Trust tahun 2009, infeksi HIV di Inggris paling banyak terjadi pada kaum gay yakni 42 persen.
Meski demikian, larangan untuk mendonorkan darah dinilai diskriminatif oleh kelompok peduli hak asasi manusia karena tidak semua gay berperilaku tidak aman. Tak sedikit gay yang setia dengan pasangan tetapnya atau bahkan hidup selibat alias tidak berhubungan seks sama sekali.
Sumber: Detik.com April 11, 2011
0 comments:
Post a Comment